Kamis, 28 Februari 2013

Dermagaku


Aku rangkai sajak baru
Lanjutan kisah lalu
Tentang engkau yang pergi
Menjauh dariku tanpa permisi

Kau memutar kendali
Maksud padaku ingkari
Tanpa membuka gulungan petamu
Mungkin disana tujuanmu

Kuberikan morse untukmu
Ini bukan jalurmu
Kau berlayar dengan salah
Ke kumpulan karang kau mengarah

Kau tak percaya,
Masih di lintang bujur semula
Persuasiku kau abaikan
Aku yang berusaha selamatkan

Kekarangan masih bersemayam
Di pinggir pantai tertutup malam
Tentu padamu tak akan nampak
Sebaris batu yang berjajar kompak

Masih mencoba selamatkanmu
Sebelum hancur tabrak gugusan batu
Berlari cepat menuju atap
Mencegahmu untuk lenyap

Aku nyalakan lampu mercusuar
Terangi rangkaian karang berjajar
Berharap kau segera tahu
Cepat putar kemudimu

Semakin mendekat rangkaian batu
Cepat berbalik! tak ada waktu
Atau bersama kapalmu hancur
Untuk selamanya tertidur

Terlihat dari atas sini
Kau berusaha hindari
Sebelum mencium karang
Sebelum nyawa bertandang
.
Detik-detik mencekam berlalu
Kau kembali kejalurmu
Merapat menuju dermagaku
Turun dengan senyum malu

Menyambutmu dengan gembira
Bergegas ikatkan tali
Mengikat armadamu pergi
Agar selamanya disini

Senang cerita ini bertepi
Sampai di pertemuan ini
Terimakasih telah kembali
Mari hangatkan diri


 follow: @aryudananta

Senin, 25 Februari 2013

Dia Petani Jagung


Aku kembali menulis
Hiasi kertas-kertas bergaris
Sebagai pentas pena menari
Tanpa penonton, tak ada juri

Aku kembali untuk menulis
Tumpahkan ribuan titik kecewa
Ditengah taburan sinar surya
Yang dipantul penuh purnama

Aku ke kebun tadi siang
Menengok sisa-sisa hujan
Siapa tahu nampak pelangi
Indah, cerah, warna-warni

Tak beruntung, awan kembali mendung
Buta biasan putih melengkung
Putuskan sejenak disini
Rasakan sejuknya hari

Mata menyapu setiap ujung
Terlihat dedaunan tak terhitung
Hijau menguasai seluruh kebun
Menari terbabrak bayu berhimpun

Nyala diantara daun hijau cerah
Seekor kupu-kupu berwarna merah
Dengan sepasang sayap cantik
Diam tanpa sedikitpun pekik

Sempat berpikir ‘tuk abai
Namun seolah kau melambai
Mengundang untuk ditangkap
Aku pun bersiap

Kau tak melawan
Nampak pasrah untuk digenggam
Aku masih terus mendekat
Yakin kau ku dapat

Tersisa satu langkah terakhir
Tunggu aku hadir
Tanpa sesuatu bantuan
Sendiri, dengan tangan

Semakin dekat tanganku
Tak sabar sentuh sayapmu
Tiba-tiba kau bertolak
Menjauh perlebar jarak

Sempat terbang tak tentu
Kau hinggap pada sesuatu
Hinggap di punggung petani
Yang tak layak kau ikuti

Dia hanya petani jagung
Tak pantas untuk kau sanjung
Apa yang bisa dia beri untukmu?
Hanya sisa panen pekan lalu

Kupu! Dengarlah aku!
Diapun tak ingin kehadiranmu
Kau tak akan bisa membantu
Sirami benih-benih baru

Mendekatlah padaku!
Aku yang menginginkanmu
Aku yang mencintaimu
Itu, jika kau belum tahu

follow: @aryudananta 

Jumat, 22 Februari 2013

cantik, terbidik

Wanita itu, puisi
Selalu beri inspirasi
Apapun yang kau lakukan
Dapat aku tuliskan

Banyak wanita hilir mudik
Membuatku semakin tertarik
Memaksaku terus mengetik
Tak peduli hujan merintik

Dengarlah, wahai wanita
Akan kuberi kau ratusan rima
Namun,balasannya..
Berikan cintamu, semuanya!

Dengarlah, wahai wanita
Dia tak berguna.
Buang dia di tempat sampah,
Kemari merapatlah

Wanita itu puisi
Indah dari semua sisi
Bagai sajak-sajak cantik
Pantas untuk dibidik

Wanita itu, racun
Membuat para pria pikun
Lupa kawan-lawan mereka
Hanya sibuk kecantikannya

Wanita itu seperti, dongkrak mobil.
Menyuruh pria cepat mengambil
Mengambil sesuatu demi mereka
Atau mereka tak mau terima kita

Wanita itu, tetap wanita.
Objek terdepan para pria
Menjadi incaran utama
Diantara harta dan tahta

Kami juga bersedia taruh nyawa
Demi kata ‘kau’, menjadi ‘kita’
Jatuhkan mereka yang menujumu
Tumbangkan walau jiwa berlalu

Wanita itu, kau..
Membuat ujung bibir terpancing keatas
Sekalipun bertindak tak pantas
Kau, tetap prioritas

Aku masih memujimu
Tuliskan tiap detil lekukmu
Membuat dirimu tahu
Bahwa aku meniginkanmu

Tetaplah disini.
Cairkan bekunya hati
Aduk minuman cokelat hangat,
Dan peluk diriku erat.

Follow @aryudananta

Senin, 18 Februari 2013

Lirik Cicak di Dandang


Nyanyikan dengan notasi lagu Cicak-cicak di Dinding!

Cicak-cicak di dandang
Cicak suara sumbang
Suka ngibulin orang
Dus, langsung ditendang

Cicak-cicak di dandang
Mau nyuri makanan
Nemu rebusan kacang
Hap, langsung dimakan

Cicak-cicak di dandang
Bawa hasil curian
Eh, tuh dilihat orang
Wing, langsung dibuang

Cicak-cicak di dandang
Paling males apalan
Dasarnya tukang ngarang
Huh, otak lu kurang


Cicak-cicak di dandang
Cicak hobinya ngutang
Es teh belum dibayar
Wus, langsung menghilang

Cicak-cicak di dandang
Inceran orang-orang
Pernah nyolong makanan
Damn, ditangkep satpam

Follow @aryudananta on twitter

Taman Belakang Istana


Aku masih terdiam
Aku masih tetap terpejam
Dada terisi penuh penyesalan
Senapan ini tak kugunakan

Terbayang kau menjauh ditariknya
Nampak asap-asap dibalakang armadanya
Aku lupa ratusan peluru dipinggangku
Seluruh otakku menujumu

Mengapa aku tak tembak saja dia?
Dua peluru cukup untuknya
Memecah kaca-kacanya,
Memecah kepalanya.

Sejenak mulut menggerutu
Mengapa dia ada di hidupku?
Menculikmu dari istanaku
Wahai kau, permaisuriku

Seandainya dia benar lelaki
Dia akan datang kemari
Denganku beradu pedang
Memaksa nyawaku melayang

Dasar pengecut!
Dia hanya bisa merebut
Membawamu sekejap pergi
Tanpa izin, tanpa permisi
.
Terperangkap indolen
Raja tengah rasa risau
Tidur sering mengigau
Istana nyaris kacau

Penasihat membangunkanku
Menyuruhku membuka mata
“bangunlah sebentar, raja!”
“mari tengok keliling istana.”

Saat aku berjalan sendiri,
Tiba-tiba, melintaslah bidadari
Sederhana tanpa sepatu tinggi
Ku kejar sebelum dia pergi

Sampai di taman bunga,
Tampaklah dirinya.
Kupanggil dari belakang
Kudekati sebelum menghilang

Sungguh manis wajahnya,
Kejap aku terpesona
Menjawab, dia tersesat dibumi
Kebingungan ‘tuk kembali

Kuajak dia ke istana
Kuberi jamuan malam untuknya
Berpesan untuk tetap disini
Duduki kursi permaisuri

Follow : @aryudananta on twitter!

Jumat, 15 Februari 2013

Kau, Aku, dan Matamu


Kujelajahi gelapnya afrika
Kuselami dalam hindia
Mencari hal yang dapat menyenangkanmu
Melebarkan senyum bibirmu

Kutemukan emas di selatan Afrika,
Kuburu penyu sisik di hindia
kubawakan semua untukmu
lunas dihadapanmu

kau menggeleng dan berbalik
diam tanpa sedikitpun pekik
pertanda kau tak setuju
kandung arti kau tak mau

coba menerawang mimpimu semalam
apa yang kau benar inginkan?

Kau butuh aku? Nyawaku?
Jika ya, katakan..
Semua pedang, parang, senapan
Pasti akan kusediakan

Aku rela mati untukmu.
Percayailah kata-kataku
Hanya kau yang aku butuhkan
Hangatkan kesendirian malam

Dan kau berbisik lirih,
Bahwa kau ingin dia.
Dia tidak ada disini
Dia tak mau ada disini

Percayailah aku.
Dia hanya suka senyummu
Dia hanya hadir saat kau tertawa
Karena dia juga ikut tertawa

Dia tak akan ada saat kau menangis
Dia pergi bersama gadis-gadis
Menggoda mereka dipinggir sungai
Tersenyum-tawa santai

Kini hanya ada aku,
Hanya ada aku dan dirimu
Iya, dan air matamu
Sekejap, akan aku hapuskan.
Akan kuganti dengan senyuman.

follow: @aryudananta

Rabu, 13 Februari 2013

Ada Pandangan


Mata ini hanya bisa menujumu
Kemanapun kau pergi
Keduanya akan selalu ikuti
Kecuali ke kamar mandi

Mata ini hanya bisa menujumu
Walau kau tak setuju
Walau kau menolak
Walau kau terus mengelak

Aku mengagumimu
Kagum kesetiaanmu
Padanya yang tak tentu bisa
Sekadar bertemu berbicara

Aku mengagumimu
Aku yang terang ungkapkan
Rasa yang sudah tersimpan
Tapi kau abaikan

Mata ini akan tetap menujumu
Sampai keduanya rusak satu demi satu
Hingga mereka tak bisa lihat kembali
Akhirnya kita tiada nanti

Aku akan terus memperhatikanmu
Sesuai keinginanku memilikimu
Walupun mustahil,
Risiko kuambil

Sepuluh tolakan darimu
Memintaku tembak sampai seribu
Sekali lagi yakinkanmu
Setidaknya pandang aku

Karena mata ini hanya bisa menujumu
Sampai ujung dunia kau melaju
Pandangan ini pasti akan ada
Tak peduli kau bersamanya

@aryudananta

Senin, 11 Februari 2013

Demi semua Sajakku


aku disini
saat kau belum temukan dia
masih bimbang pilih cinta
kembali atau pergi

aku ada disini
ketika terbuka jalanmu
jalan yang menghubungkanmu
untuk temukan hati yang baru

aku masih disini
dimasa kau sudah pergi
mengawasimu dari belakang
pastikan kau tak tumbang

aku tetap disini
saat kau kembali
dengan luka dilutut
dan lekas kubalut

aku akan terus disini
sampai kau sembuh benar
bersiap untuk berlayar
arungi samudra cinta yang kasar

sebenarnya aku tak mau
membiarkanmu lepas begitu
pergi tinggalkan aku
temukan hati yang baru

malam ini akan ku katakan
kata-kata yang sempat tertahan
memenuhi ruang dihati dan otak
semakin lama bertambah banyak
.
demi semua sajakku
ku katakan, aku mencintaimu
tetap disini, jangan pergi
tak akan ada luka lagi

dan demi puluhan rima
mohon cinta ini kau terima
tak perlu kau jelajahi samudera
cintamu sudah tersedia

demi diriku sendiri
aku mencintaimu sampai mati
karena cintaku tak terkira
melebihi air di alam semesta

demi apapun yang kau mau
Selama aku mampu
‘kan kupenuhi pintamu
Termasuk, bila kau minta jiwaku

Follow me: @aryudananta


Rabu, 06 Februari 2013

Mimpi Sekejap


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Aku hanya ingin kita bahagia
Aku bahagia mencintaimu
Kau bahagia tanpa aku

Sesederhana diriku
Tak menuntut banyak waktu
Untuk saling bertemu
Karena kau bukan milikku

Sesederhana warna abu-abu
Tak terlalu tegas terang
Juga tak gelap matang
Tak Nampak debu datang

Sesederhana penaku
Pada setiap tariannya
Tinggalkan tinta hitam biasa
Bukan emas atau sederajat mulia

Sesederhana pondok ini
Beratap daun pohon kelapa
Berkaki batang bambu tua
Beralas tikar sekadarnya

Lepas  dari semua benda
Aku masih ingin kau disini
Hangatkan malam yang sendiri
Peluk hingga jelang pagi

Walau sederhana cintaku,
Ku harap  kau tahu
Tulus kuberikan semua padamu
Lebih dari dia di akhir minggu

Dimanapun kau , dengarlah aku
Yang meminta bersamamu
Walau aku tak memilikimu
Biarkan aku mencintaimu










Senin, 04 Februari 2013

malam di taman


Bagaimanakah dia?
Sehingga kau begitu memujanya
Memanggil-manggil namanya
Bermimpi tentangnya

Kalian saling suka,
Saling membalas cinta.
Pergi bersama-sama
Berpeluk-bercumburia

Tapi bagaimana dirimu?
Sebelum dia bersamamu
Merengek meminta tawa
Memintaku bercanda

Kau sekarang tersangka.
Membacok cintaku sampai terluka
Membiarkan darah mengalir
Tertawa saat dia hadir

Siapa aku disini?
Pengintai pasangan kasmaran
Saksikan kalian berciuman
Memejam tahan kesabaran

Benar, aku tak berhak
Meminta kalian ‘tuk beranjak
Tapi aku tetap ingin disini
Sampai para bintang pergi

Walau kursi taman berembun
Aku duduk direrumputan kebun
Mulai bertanya pada jangkrik,
Apa aku tak menarik?

Mereka hanya menjawab “krik-krik..”
Bunyi yang sederhana,
Aku tak tahu maknanya
Mungkin, mereka menganggapku gila

Aku memang sudah gila.
Aku hanya dapat berkata.

Dan aku pandangi bulan
Terang disela-sela awan
Seolah dia mengirimkan pesan
Terdengar ditelinga kanan

Pesan-pesan misterius
Dengan kata-kata kamus
Terdengar seakan memang ada
Seperti bisikan wanita

Kau bukan untuknya..
Begitu dapat dibalik jua
Dia hanya memberi luka
Kau bisa mati karenanya

Lalu bagaimana aku?
Sapu kelilingmu, temukan titik berpijar
Jangan diamkan berlalu, kejar!

Benarkah pucuk ini untukku?
Walau tidak, aku akan tetap memacu
Bukti bahwa aku benar-benar mau
Mencari cinta yang benar untukku
   Aku akan mencarimu.

Minggu, 03 Februari 2013

Tongkat Patah


Andai saja aku pujangga
Akan kubuat ribuan rima
Rima yang menganggapmu bunga
Mekar, semerbak harumnya

Andaikan aku penyair
Untukmu takkan berakhir
Sejauh syair yang kau mau
Meskipun habis penaku

Jikalau aku penulis
Kuceritakan dongeng manis
Tentang puteri yang cantik
Dengan kisah-kisah menarik

Misalkan aku pelukis
Kutegaskan keindahan garis
Detil lekuk tubuhmu
Dari mata sampai kuku

Tapi, siapa aku?
Aku hanyalah pemimpi
Yang tetap tertidur di jelang pagi
Tak siap hadapi tantangan bumi

Dan siapa dirimu?
Nama besar yang terpampang
Mengalahkan fajar datang
Badaipun tak mampu hadang

Lalu bagaimana kita?
Kita bukan apa-apa
Kita tak punya kohesi
Tak ada interaksi

Aneh, aku mencintaimu..
Ku tahu takkan sampai
Tapi sebelum aku usai
Aku tidak akan melambai

Walau mustahil bersamamu,
Kejaibanpun tak pernah mampu
Mengubah aku dan cintaku
Mengubahmu serta tolakanmu


Written by : Aryudananta A. Shasena
Twitter : @aryudananta                http://www. Facebook.com/aryudanantaa
http://www.aashasena.blogspot.com