Jumat, 28 Juni 2013

Terwujud! yang tak pernah terwujud


Dalam gelap hati
Kau ingin aku miliki
Setelah lama mencari
Tak juga kutemui

Dalam pekat mimpi
Kau ingin aku cumbui
Tak hanya malam ini
Terus sampai nanti

Tak hanya dalam angan
Ku ingin berpelukan
Hanya berdua tanpa gangguan
Nyata, bukan khayalan

Akankah benar terjadi
Nyata aku alami
Terwujudlah wahai mimpi
Ingin aku hampiri

Lelah kubayangkan
Kita ada dalam ikatan
Akan aku katakan
Nanti, menjelang malam

Selesai kutuliskan
Rima, kan kubacakan
Aku mau kau setuju
Kamu jadi milikku

Semoga, tak hanya diangan
Mimpi yang lama tersimpan
Berubah menjadi kenyataan
Kau dan aku dipersatukan

Akankah benar terjadi
Nyata ku alami
Terwujudlah wahai mimpi
Ingin aku hampiri
..
Ditulis oleh: Aryudananta A. Shasena [Cicak di DandangTM]
Follow me on twitter: @aryudananta FB: www.facebook.com/aryudanantaa

Jumat, 21 Juni 2013

Sayembara Raja


Akulah sang pujangga
Nan ternama di seluruh negara
Tak seorangpun menganggap asing
Inilah nama sering tergunjing
.
Syahdan di suatu masa
Raja buka sayembara
Guna para lelaki perkasa
Dapatkan satu putrinya

Mereka tak perlu berotot
Tak harus berbobot
Cukup tulis satu puisi,
Berikan pada puteri

Kepalaku membesar
Masalahpun tak sukar
Hanya buat beberapa sajak
Semuanya akan terdepak

Aku pasti dapatkannya
Putri cantik jelita
Menjadi suami untuknya
Kelak memimpin istana

Aku mulai menulis
Awangkan wajah manis
Paras yang mempesona
Tidurkan tulang kering para pria

Tatap netranya tajam
Sejenak jantung terhujam
Buat diri terdiam
Tak mampu pena digenggam

Kau buat aku linglung
Naskah kosong tergulung
Tak sampai buat rima
Semalam terpesona

Aku mulai bertanya
Mengapa tak bisa?
Dasa jari lahirkan rima
Yang biasa tercipta
.
Hanya tulisan pasrah
Kata-kata yang tak megah
Tanpa makna meriah
Tak mampu dirubah

Inilah rasa yang nyata
Tak tersuratkan kata
Tanpa sajak tanpa rima
Ini, cinta

Aku katakan padamu
Nampak tanpa ragu
Tulus aku padamu
Ingin juga darimu

Tanpa bait panjang
Lekas ini kupampang
            Nyaris tak bisa berkata,
            Karena kau, memang kusuka
Cicak di DandangTM       [aashasena.blogspot.com]
Follow me on twitter: @aryudananta

Selasa, 18 Juni 2013

Dunia Mimpi


Aku ingin bermimpi
Nikmati malam yang sunyi
Tunda laju mentari,
Ingin terus bermimpi.

Jalani siang yang lelah
Lawan mereka tak sudah-sudah
Tinggal raga yang lemah
Habislah diri kalah

Dalam perang ini
Habiskan darah rusakan sendi
Berkorban segalanya
Tak terbalas apa-apa

Rindukan datang rembulan
Diatas malam-malam nyaman
Hanya lelap bermimpi
Tanpa apapun hantui

Di dunia mimpi
Aku bertemu bidadari
Yang didamba sebelum tidur
Temani setiap dengkur

Dalam dunia mimpi
Dunia tanpa sepi
Aku mendapat segalanya
Yang tak pernah kupunya

Pada alam mimpi
Kulihat kau sendiri
Duduk bimbang tak bersisi
Sisi yang ingin kuisi

Dan di mimpi ini
Aku duduk denganmu
Tanyakan kisah tak tentu
Selamanya, tanpa waktu

Di mimpi malam ini
Aku selalu bersamamu
Habiskan malam bermadu
Buang dingin berlalu

Aku masih ingin bermimpi
Bersamamu disisi
Tak ingin berganti
Sampai jelang mentari

Aku masih ingin terus bermimpi
Nikmati bahagia hati
Tak mau terbangun lagi
Ingin terus bermimpi

Ditulis oleh:
Aryudananta Adhi Shasena
Follow: @aryudananta on twitter
Cicak di DandangTM
aashasena.blogspot.com

Sabtu, 15 Juni 2013

Peri & Pelangi


Setelah kalah
Tubuh basah berdarah
Terima lemparan ludah
Diam berpangku pasrah

Aku tumbang
Tak mampu untuk menang
Hanya teriakan sumbang
Yang bisa terbuang

Berdiri ditengah maki
Cibiran tak berhenti
Hanya boleh untuk berdiam
Tak ada setitik gumam

Nyaris terbunuh
Melawan kawanan berpuluh
Kau datang lekas membasuh
Luka yang sukar sembuh

Kala lelah diri bertarung
Tanpa tumbuh buah agung
Kau datang dengan cinta
Berikan cairan bahagia

Saat raga merana
Entah datang dari mana
Segera dirimu tiba
Gantikan semua duka

Terimalah kasihku
Untuk kau telah bantu
Lupakan hari-hari lalu
Bukakan pintu baru

Kau paksa aku tertawa
Tanpa selesai tangis merana
Surutkan sungai di bawah mata
Lembut nyaman terasa

Kau minta aku tersenyum
Saat diantara hati melamun
Mengajak aku bergurau
Larutkan semua galau

Tetaplah disini
Terangi gelapnya hati
Tuntun langkah rapuh
Dalam luka belum sembuh

Jangan lekas pergi
Tak usah buru berganti
Ramaikan hati sepi
Selimuti dingin mimpi

Selamanyalah disini
Ratui istana ini
Idamkan jaya kembali

Sungguh mohon padamu
Rasakan sepi hatiku
Inginkan pendamping baru

Aku masih ingin kau disini
Nanti datangnya pelangi
Tiba menjelang senja
Indahkan langit atas istana

Cicak di DandangTM
@aryudananta on twitter

Selasa, 11 Juni 2013

Alunan Nada


Antara hati melamun
Ada nada mengalun
Teriring tetesan embun
Membuat diri tertegun

Ada nada mengalun
Di saat hari pagi
Telah terlepas ratri
Namun tak tampak mentari

Ada nada mengalun
Alasan mengapa terbangun
Membuat aku terkagum
Dengan semua isi album

Alunan nada yang indah
Nampak merdu tak berubah
Tak bosan hati ingin memuji
Indah, nyaman ikuti

Beranjak ingin kucari
Mana penghasil bunyi
Nada-nada begitu cantik
Semakin aku tertarik

Aku cari nada itu
Nada yang memang merdu
Dari tusukan udara pagi
Dengan kicauan sang nuri

Aku cari nada itu
Di balik rindang cemara
Oh, ternyata tak ada
Lagi aku mencarinya

Aku kembali cari nada itu
Sepertinya di gubuk itu
Gubuk petani di tengah ladang
Seketika nada menghilang

Nada itu sudah pergi
Kemana aku mencari?
Tak ada yang diikuti
Hanya terdiam disini

Akupun hendak kembali
Tiba-tiba terlihat seorang putri
Berlari menjauh kesana
Membawa seruling di hasta

Dia lah yang bernada
Indah tenang terasa
Ingin lagi aku mendengarnya
Sambil menunggu surya tiba

Alunan nada terdengar indah
Nuri-nuri pun pasrah
Terdengar nada lebih merdu
Inginkan lagi suara itu


Written by: @aryudananta on twitter

Sabtu, 08 Juni 2013

Mana Duniaku?


Jumpa dalam perang
Pastikan tipis mata pedang
Adu leher para penentang
Bersama incar satu menang

Aku maju kesana
Pimpin armada sederhana
Lawan ribuan bala tentara
Guna kuasai seluruh istana

Kalian janji di belakang
Bantu masa kita menyerang
Semangat pantang tumbang
Sebelum antagonis terpegang.

Pasukan ini mulai goyah
Banyak kawan berdarah
Paksakan tetap melabuh
Tak sangka akan terbunuh

Tiba kalian untuk mundur
Dorong aku tetap bertempur
Di muka bertarung sendiri
Hadapi kumpulan berani

Kudaku tumbang kebawah
Paksa aku ikut merendah
Nafsu menang gelegar
Tanpa putih berkibar

Saat berpikir ada kalian
Lekas netra berbalik belakang
Telah jauh mundur
Lupakan aku menghancur

Disini hati terbingung
Tersisa nyawa terkandung
Dalam raga yang lelah
Tergaris kan kalah

Mana kawan-kawanku?
Yang bersama dalam perjuangan
Ikrar saling berlindungan
Walau terik walau hujan

Mana kawan temanku?
Yang kukenal dulu
Yakinkan aku mampu
Kalahkan setiap ragu

Mana sanak saudara?
Yang dulu selalu bersama
Ini tinggalah sendiri
Bersama rangkulan sepi

Mana duniaku?
Selama ini aku kenal
Beranjak meninggal
Dekatkan pada ajal

Mana duniaku?
Yang aku kenal dulu
Kini pergi berlalu
Terasing dalam penjuru

Kini tinggalah sendiri
Terkeliling musuh-musuh keji
Tudingkan pucuk senapan
Tarik pelatuk perlahan

Follow: @aryudananta on twitter!