Jumat, 31 Mei 2013

Lawan Sublimasi


Tak bisa terhapus
Walau kata sempat hangus
Tak mungkin terjerumus
Sampai sekarang menerus

Senja tanpa sahabat
Yang berkata kan merapat
Kini beri dalih sumbat
Apologis yang terlambat

Sebelum benar tersesat
Dalam inti jurang hitam pekat
Aku lekas kembali
Tuju terang menepi

Kini telah sungguh kembali
Beribu sesal aku pergi
Tunjukkan padamu dua jari
Takkan lagi ulangi

Yang pernah elakkan mimpi
Menuju baru, ikuti
Tanpa ingatan pada belakang
Telah hasilkan raga benerang

Karena aku benar kembali
Rasakan hari, hati suci
Yang ini sungguh milikmu
Dan semua tak bisa ragu
.
Aku mau semuanya, Tuhan
Mimpi malam kau sajikan
Pagi ini menjadi wujud
Sekali pernah terhanyut
.
Aku kembali !
Padamu yang sempat pergi
Melihat muka-muka berjajar
Nampak dalam tayangan lebar

Beribu ampun untukmu
Tolong kambalikan padaku
Aku minta kita ulangi
Langkah yang ada terhenti

Beri aku untai dan jerat
Jaga aku tetap rapat
Tetap menjadi serasi
Sifatkan anti sublimasi

Tetap erat
Kini dalam jerat
Tahan aku berangkat
Aku tak ingin tersesat

Bukti, aku selesai kembali
Sungguh aku akui
Demi Tuhan pula berani
Aku Tak bisa kelain hati

Follow : @aryudananta on twitter

Selasa, 28 Mei 2013

Janjikan Tidak


Untukmu kekasihku
Pandang dalam mataku
Rasakan datang pesan baru,
Sayangi aku.

Untukmu, kekasihku
Eratkan telingamu
Dengarkan getaranku
Sayang padamu

Untukmu cintaku
Kuberikan maafku
Maaf satu-satunya
Yang tak lagi bisa.

Kuberikan maafku,
Kutukar  janjimu
Janji yang harus tepat
Tak bolehkan lewat

Kau hentikan itu!
Soal-soal padaku
Cukup disini bercinta
Hanya kita dua

Tak ingin terulang
Tatap mata tak tertahan
Pada lelaki menguap
Kau sedang kuhadap

Tak lagi, walau sekali
Kau menebar bagi
Milikmu pada lelain
Padaku berpaling

Aku minta padamu
Janjikanlah tidak
Tak boleh menolak
Lebih-lebih menghentak

Yang aku minta darimu
Janjikan kata tidak
Satu lain di hatimu
Cukup ada aku

Aku menuntutmu
Guna janjikan tidak
Kau depankan pria lain
Diamkan aku mendingin

Sungguh aku memintamu
Janjikan kata tidak
Cakapmu menipu
Coba alihkan aku

Ku mau sekali lagi
Kau untuk berjanji
Hanya aku satu
Tanpa lain mengganggu

Cicak di DandangTM
aashasena.blogspot.com
follow: @aryudananta on twitter!!

Jumat, 24 Mei 2013

mimpi belum selesai


Tiba masa dunia sunyi
Tanpa nada aluni
Saat dunia menjadi malam
Mentari bergilir bulan

Musik sudah tak layak
Pada jarum mengatas tegak
Sekeliling tak bolehkan
Ganggu mereka bebaringan

Angka-angka tiba menuding
Kala melodi tengah berpaling
Sekarang masuklah puisi
Karya sastra berarti multi

Mulai rebahkan raga
Lelah tanpa kuasa
Biarkan rima bicara
Terangkan arti cinta

Cinta dalam ruangan sempit
Tak ada hal sedikit
Hanya menyimpul kita
Erat takkan terbuka

Dalam gelap meminta
Kuasamu beri semua
Aku ingin dia, Tuhan
Dekatkan, erat rekatkan

Akan kubawa malam ini
Kental dalam mimpi
Berjalan, berdampingan
Bersisi bunga di taman

Menuju tunggalnya meja
Diapit sepasang kursi pesta
Terpandu trisula berlilin
Temani embun mendingin

Duduk disana
Nanti sajian terbuka
Tatap matamu bergantian
Sepi tanpa bisikan

Aku mulai berkata,
Sangat aku bahagia
Bahagia mendapatkanmu
Dari kejamnya tangan lalu

Sepuluh jari tanganmu
Terpeluk pasang hastaku
Tak ada kata yang lebih pantas
Untuk waktu ini terlintas

Hanya cinta yang mampu terkecap
Tanpa lain mampu berucap
Nyalalah sebuah senyum
Betul hati terkagum

Benarkah ini nyata?
Kau ucapkan sama kata
Kejadian yang terbayang di otak
Kini nyata di depan kelopak

Namun sekejap aku terbangun
Dari mimpi setahun
Sejenak diri tertegun
Lebar bibirpun terjun

Ulangi sajak lalu,
Kulugaskan tanpa lagu
Hal ini pasti kujadikan
Setelah detik berikan

Semula hanya terbayang di otak
Janjikan nyata di depan kelopak

Cicak di DandangTM
@aryudananta on twitter

Kamis, 23 Mei 2013

Nama Terdengar Indah


Ada nama terdengar indah
Dari syair syair menggema
Oleh demo para pujangga
Dalam gedung menua

Ada nama terdengar indah
Diatas panggung mewah
Pada perayaan keluarga istana
Meriah terlarut pesta

Ada nama terdengar indah
Yang masuk ke dalam puisi
Mengisi bait-bait menawan
Semua atensi tertahan

Nama yang memang indah
Layak untuk persembahan ratu
Buka gala dengan syahdu
Tegaskan meriahnya waktu

Nama yang tetap indah
Beberapa suku sederhana
Barisan tipis kata
Kental dalam makna

Satu nama yang indah
Ringkasan peri di sawah
Isyarat bulan cerah

Ada nama yang indah
Alam waktu takkan mengubah
Memang nama sungguh indah
Sucikan pemilik seluruh darah

Aku indahkan namamu
Meski sudah diatas satu
            Hanya berbicara yang indah
            Tujuan tangan menadah

Cicak di DandangTM          [aashasena.blogspot.com]
@aryudananta on twitter

Sabtu, 18 Mei 2013

Rangkulan Jemari


Datang dari timur
Tempat para petani makmur
Menuju ke barat
Dimana kekaya mendarat

Aku malu disana
Diantara ribuan pujangga
Saat bait-bait itu terdengar
Selayak badai gelegar

Aku takut tak mampu
Tandingi puisi mereka
Nampak nyata meraba
Kuasa diluar raga

Dan jarum menunjukku
Tampilkan kumpulan rima ragu
Yang dalam hati rindukan
Telapak tangan bertabrakan

Kau aku ingat
Saat dalam ruangan bersekat
Kita bukan pada dekat
Diam tanpa isyarat

Kau terbuka di tawa
Kawan bercengkrama
Menusuk dalam tertegun
Kena gaun nan anggun

Cantiknya dia,
Tiap tapak habis sukunya
Tinggalkan satu pesona
Sihir hati para pria

Dalam hati terdorong hasrat
Kesana lekas mendekat
Beri gengaman tangan
Minta sebut sapaan

Aku jauh disini
Hanya mata mencuri
Benar ingin hadiri
Saksikan dari minim inci

Tak tahu apa yang kan kutulis
Segala  kata sudah habis
Tertinggal sedikit kuais
Dan buat persajakan manis

Setelah kau kucinta,
Tak hanya ada kata dan rima
Untukmu segala cinta
Termasuk darah mau luka

Kali ini tanpa sampiran
Aku jujur katakan
Aku lebih dari mencintaimu
Sangat menggilaimu

Gelapkan mata dan gambarkan
Kita dalam satu pelukan
Saling genggam tak ingin pisah
Tetap, jangan berubah

Jikapun ini sajak terakhir
Pastikan prasasti terukir
Semua tentangmu tak terpungkir
Tunggu aku hadir

Cicak di DandangTM

Selasa, 14 Mei 2013

Sajak-sajak Tegas


Setiap pandangan padamu
Dalam hati rasa sipu
Tentang jutaan hal belenggu
Trikata yang tak sempat teradu

Kala diri menampak
Lekas membukalah kelopak
Jaga pandang sampai habis jarak
Tak sampai lidah bergerak

Inilah cinta menurutku
Tiap pandangan tak gantung waktu
Angkat sepasang ujung bibir
Senyum menimpa hadir

Aku ingin kau mengerti
Aku ingin menyapamu setiap hari
Tak apa jika kau melawan
Asal rasa tak kau bagikan

Karena, aku mencintaimu dengan sederhana
Aku hanya ingin kita bahagia
Aku bahagia mencintaimu
Kau bahagia tanpa aku

Memang tak layak di akal
Hanya hitam bayangan khayal
Berkaca singkat sajak ini
Coretan lama isi hati

Kutegaskan di bait ini
Rasaku sangat padamu
Tanpa ada sesal walau satu,
Tiap-tiap detik bersamamu.

Written by: @aryudananta

Sabtu, 11 Mei 2013

Menggila Tergila


Masih tentangmu
Ada kata-kata baru
Dari otakku yang keras
Berusaha diperas

Di malam tak riang
Wajahmu tetap mengiang
Usir titik-titik kantuk
Ganggu melayak nyamuk

Setiap jelang tidur
Sebelum menyuara dengkur
Aku nanti senyummu
Datang ke mimpiku

Terasa tak ingin bangun
Memandangmu melamun
Berjalanpun terhuyun
Tak lewat sekejap pun

Meski lelap sebentar
Namun tak ada hambar
Bermacam susah tegusur
Karenamu semua hancur

Akupun ingin kau disini
Hangatkan dingin ratri
Berdua saling memeluk
Menatap tanpa tunduk

Kita nikmati larutan ini
Masih jauh dari pagi
Apakan saja aku
Jangan beri mereka tahu

Tahu kah kamu?
Tak ada yang lain di sana
Mampu buat aku gila
Makan tidurpun lupa

Dan sadarkah kamu?
Semua getaran lidahmu
Setiap gerak hastamu
Membuatku rasa sipu

Kau selalu bisa
Membuatku tergila

Semua karenamu
Semua dunia juga tahu
Aku adalah diri gila
Pasang alas di kepala

Dan semua sebabmu
Aku ingin segalanya tahu
Aku menjadi gila
Hanya karena satu nama

Aku masih ingin disini
Bab kau juga temani
Aku takkan sibuk mencari
Karena kau sudah menjadi
.
Aku memang gila
Sajak tak tentu kemana
            Aku hanya ingin dunia tahu
            Aku gila karenamu

Inspired by “Jadi Milikmu (Crazy)”  from Anggun C. Sasmi
By: @aryudananta on twitter

Kamis, 09 Mei 2013

Tak Bisa Pergi, Lain Hati


Bukan perahu hendak karam
Aku masih bertahan
Jaga dia bernama janji
Kata akan ramainya hari

Aku masih padamu
Tuliskan rima sajak baru
Yang berabad tak habis
Eksploitasi tak tertangkis

Bersama suara teranggur
Pasca sesak telah hancur
Tak satu kan tegur
Mereka selesai kabur

Tutup pasang kelopak mata
Rebakan kuasa tersisa
Coba nanti apa yang muncul
Kira tampak buah judul

Dibalik kelopak ada parasmu
Putarkan ril ke arah baru
Gulung aku terus merepat
Tak sempat tolak surat

Ada maskara lentik
Hiasi kelopak cantik
Yang jadi tanda identik
Antik, menarik

Benar memaksaku
Tinggal kuda memacu.

Pula hidung menggula
Taburi manisnya rupa
Semangkuk penuh madu
Tersiram cecair perasan tebu

Mengambilkanku kental tinta
Guna olesi ujung pena.

Sepasang tulang menggoda
Pipi tak ternilai harta
Mendaki kala tersenyum
Tetap indah walau melamun

Membius jari tanganku
Goreskan pena pada bebatu.

Janggut romantis
Temani sepasang garis
Bibir-bibir eksotis
Tetap manis, tipis

Masih terus mengemis
Pinta sajak sebaris

Dan tentang hijabmu
Putar kendali netra pelaku
Pertanda kau miliki malu
Yang tersimpan rapi untukku

Menyuruhku terus memekik
Ucap suci pada pemilik.

Kali ini tentang laku
Aneh, kecil tergugu
Berani sapa wanara mengganggu
Yang aku pula masih ragu.
..
Dari alasan di atap
Dari retina jelas menatap
Dari lensa yang menangkap
Dari konten hati mengendap

Kau selesai menarikku
Tawar rasa pada belenggu
Rebut paksa kertas secarik
Sisipkan kekata harmonik

Semakin aku tahu
Bertambah aku terpaku
Aku terus di tempat ini
Pandangi, pikiri, bayangi

Tak ingat soal mereka
Tentang masakan beraroma
Tentang uang berbisik
Tentang nada menarik

Tanpa sekecilpun tipu
Tak punya kalimat ragu
Arah kompas tetap padamu
Sekali angin menyapu.
.
Bahwa bukan hanya kata ini
Masih ada berjuta lagi
Gegas datang padaku
                Jika kau ingin tahu

Karena sampai hari ratri
Aku jaga pandangi
Aku cipta puisi
Tak bosan hantui

Aku masih disini
Tak bisa pergi
Kemanapun hati
Baikpun sunyi..

Follow: @aryudananta on twitter!!

Rabu, 01 Mei 2013

Mengaku tak berlalu


Diantara kentalnya hujan
Terkepung amukan gelombang
Sampan tak tentu goyang
Usaha tetap bertahan

Aku masih disini
Coba kembalikan indah hari
Bersamamu disisi
Yang tak hadir hari ini

Aku mencarimu
Walaupun keras ombak ganggu
Mereka hanya goyangkan perahu
Tak sampai kemauanku

Aku tetap mencarimu
Meski mereka kata takkan sampai
Bercakapria kau telah usai
Tak akan ku melambai

Aku masih tetap mencarimu
Tak hirau pada mereka
Ingin runtuhkan tegak jiwa
Yang berdiri sempurna

Aku akan selalu mencarimu
Cari sampai tepi jiwaku
Pengujung dimensi ruang waktu
Kapanpun, aku mau

Aku akan tetap mencarimu
Memakai keterbatasanku
Yang aku masih tak tahu
Dimana berdirimu
.
Pindah ke rimbun hutan
Berisi tak terbayang
Mungkin aku kan termakan
Mati kebingungan

Dibuntut ribuan sanksi
Apapun tak kupeduli
Hanya ikuti dorongan hati
Mencarimu minus berhenti

Aku hanya ingin dirimu
Ulangi tawa hari-hari lalu
Yang sekarang tengah berlalu
Terhadang detik tak nentu

Hal dalam masa mencari
Kutemukan banyak hati
Yang hampir mencapai indah
Namun tak pasti kan cerah

Sempat netra banyak menatap
Tanpa belang bercakap
Tapi langkah tak merapat
Meski harap kaki rehat

Aku tak mau mengubahku
Aku mengarah padamu
Karena tak mampu mengubahku
Masih kuat magmetmu

Aku tetap mencarimu
Teliti seluruh isi hutan
Pecahi geombang lautan
Asal kau kutemukan

Aku akan tetap mencarimu
Haruspun aku terus berlari
Berteriak sepanjang hari
Matipun tak peduli

Aku hanya ingin dirimu
Kembalikan lebar senyum
Ciptakan sajak-sajak harum
Penuhi sisa halaman album

Sungguh kuakui
Tak bisa ke lain hati
Benar, ku ulangi
Tak bisa melangkah pergi

Aku sungguh mengaku
Tak mampu berlalu
Meski sudah tergaris
Kan kurobek habis

Akan kubunuh setiap halangi
Termasuk aku sendiri

Kembali, terinspirasi dari lagu “Tak Bisa Ke Lain Hati” oleh Kla Project
Follow me: @aryudananta on twitter