Datang dari timur
Tempat para petani makmur
Menuju ke barat
Dimana kekaya mendarat
Aku malu disana
Diantara ribuan pujangga
Saat bait-bait itu terdengar
Selayak badai gelegar
Aku takut tak mampu
Tandingi puisi mereka
Nampak nyata meraba
Kuasa diluar raga
Dan jarum menunjukku
Tampilkan kumpulan rima ragu
Yang dalam hati rindukan
Telapak tangan bertabrakan
Kau aku ingat
Saat dalam ruangan bersekat
Kita bukan pada dekat
Diam tanpa isyarat
Kau terbuka di tawa
Kawan bercengkrama
Menusuk dalam tertegun
Kena gaun nan anggun
Cantiknya dia,
Tiap tapak habis sukunya
Tinggalkan satu pesona
Sihir hati para pria
Dalam hati terdorong hasrat
Kesana lekas mendekat
Beri gengaman tangan
Minta sebut sapaan
Aku jauh disini
Hanya mata mencuri
Benar ingin hadiri
Saksikan dari minim inci
Tak tahu apa yang kan kutulis
Segala kata sudah habis
Tertinggal sedikit kuais
Dan buat persajakan manis
Setelah kau kucinta,
Tak hanya ada kata dan rima
Untukmu segala cinta
Termasuk darah mau luka
Kali ini tanpa sampiran
Aku jujur katakan
Aku lebih dari mencintaimu
Sangat menggilaimu
Gelapkan mata dan gambarkan
Kita dalam satu pelukan
Saling genggam tak ingin pisah
Tetap, jangan berubah
Jikapun ini sajak terakhir
Pastikan prasasti terukir
Semua tentangmu tak terpungkir
Tunggu aku hadir
Cicak di DandangTM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar