Sabtu, 18 Mei 2013

Rangkulan Jemari


Datang dari timur
Tempat para petani makmur
Menuju ke barat
Dimana kekaya mendarat

Aku malu disana
Diantara ribuan pujangga
Saat bait-bait itu terdengar
Selayak badai gelegar

Aku takut tak mampu
Tandingi puisi mereka
Nampak nyata meraba
Kuasa diluar raga

Dan jarum menunjukku
Tampilkan kumpulan rima ragu
Yang dalam hati rindukan
Telapak tangan bertabrakan

Kau aku ingat
Saat dalam ruangan bersekat
Kita bukan pada dekat
Diam tanpa isyarat

Kau terbuka di tawa
Kawan bercengkrama
Menusuk dalam tertegun
Kena gaun nan anggun

Cantiknya dia,
Tiap tapak habis sukunya
Tinggalkan satu pesona
Sihir hati para pria

Dalam hati terdorong hasrat
Kesana lekas mendekat
Beri gengaman tangan
Minta sebut sapaan

Aku jauh disini
Hanya mata mencuri
Benar ingin hadiri
Saksikan dari minim inci

Tak tahu apa yang kan kutulis
Segala  kata sudah habis
Tertinggal sedikit kuais
Dan buat persajakan manis

Setelah kau kucinta,
Tak hanya ada kata dan rima
Untukmu segala cinta
Termasuk darah mau luka

Kali ini tanpa sampiran
Aku jujur katakan
Aku lebih dari mencintaimu
Sangat menggilaimu

Gelapkan mata dan gambarkan
Kita dalam satu pelukan
Saling genggam tak ingin pisah
Tetap, jangan berubah

Jikapun ini sajak terakhir
Pastikan prasasti terukir
Semua tentangmu tak terpungkir
Tunggu aku hadir

Cicak di DandangTM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar