Minggu, 30 November 2014

Rindu Waktu

Terus memanggilmu
Masih mendekatimu
Entah bagaimana rasamu
Tak pernah tahu

Berjalan bersama
Menggandeng hasta
Entah bagaimana mereka
Memfitnah nyata

Bersantap berdua
Saling tatap muka
Entah bagaimana dia
Marah atau kecewa

Maafkan aku
Aku hanya rindu
Pada waktu-waktu dulu
Hanya kau dan aku

Masih mengajakmu
Untuk kita bersatu
Kau tak bisa
Aku tak terka

Menarikmu
Supaya kita bertemu
Kau menghindar
Aku berdebar

Maafkan aku
Aku hanya rindu
Pada waktu-waktu dulu
Hanya kau dan aku

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.

Jumat, 28 November 2014

Terdengar Satu

Cinta itu buta
Ruang gelap tanpa cahaya
Berlari sejauh bisa
Tanpa tahu berputar saja

Cinta itu lupa
Ingin sembuhkan dia
Padahal kita juga terbuka
Lebih parah sakitnya

Cinta itu tuli
Tak dengar yang terjadi
Semua harta lepas
Habis terlindas

Berikan semua
Dari rasa dan raga
Jika sudah cinta,
Semuanya bisa

Cinta itu tenaga
Dorong entah dari mana
Bantu tercipta
Kerikil jadi bunga

Cinta itu kata
Teriakkan gelora
Hanya terdengar satu
Lainnya batu

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Jumat, 21 November 2014

November Lalu

Mengenang tawa
Mengingat jumpa
Saat itu pertama
Menjadi berdua

Langkah-langkah sejajar
Hampir tanpa hambar
Menikmati rasa
Manis semua

Duduk bersisi
Peluk sesekali
Lupakan segala waktu
Entah berapa itu

November lalu
Kita menyatu
November ini?
Entah apa terjadi?

Di bawah hujan
Masih berdampingan
Nikmati kedinginan
Yang penting bergandengan

Duduk saling hadap
Pandangi mangkuk berasap
Sembari menyantap
Sesekali berkecap

November lalu
Kita menyatu
November ini?
Entah apa terjadi?
Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.

Minggu, 09 November 2014

Satu Puisi

Di antara semua puisi
Dari kisah yang terjadi
Satu paling indah
Tertulis sudah

Di antara segala cerita
Dari tangis sampai tawa
Satu paling terkena
Takkan lekang masa

Di antara yang terekam
Dari siang hingga malam
Satu yang terdalam
Takkan pernah silam

Setahun lalu
Puisi pertama untukmu
Yang mereka tak tahu
Hanya kau satu

Di antara ribuan sajak
Dari bunga semerbak
Hanya itu terbaik
Satu paling cantik

Di antara alunan rima
Dari berjuta kata
Itu paling ku suka
Tak pernah terganda

Puisi tahun lalu
Puisi pertama untukmu
Yang mereka tak tahu
Hanya kau satu

Di antara yang terbaca
Dari baru hingga lama
Takkan ku buka
Hanya untuk dia

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter

Hak cipta dilindungi undang-undang. 

Jumat, 07 November 2014

Tempat yang Dulu

Saat-saat sendiri
Suasana sepi
Saksisan surya menepi
Jingga terjadi

Cahaya menyala
Mengingatkan cerita
Angin menerpa
Memori tawa

Tanganku bergerak
Mencari sebuah pundak
Baru tersadar kini
Kau tak di sini

            Aku merindukanmu
            Benar-benar merindu
            Terlalu banyak rindu
            Kumpul menyatu

Aku hanya di sini
Jauh dari tempat asli
Jauh dari hati yang ditempati
Tanpa pernah mengerti
Apa ia juga menanti

Aku ingin berlalu
Ke tempat yang dulu
Saat kita pertama bertemu
Tanpa jarak mengganggu
Tak ada belenggu

Aku merindukanmu
            Benar-benar merindu
            Terlalu banyak rindu
            Kumpul menyatu


Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Sabtu, 01 November 2014

Seperti Biasanya Kita

Memandang senja bersama
Menunggu jingga menyala
Tawa balas tawa
Seperti biasanya kita

Gelap mulai menyentuh
Hampir tak terlihat tubuh
Tapi, kita tak acuh
Berdua. Utuh

Sebentar.
Benarkah kita dekat?
Namun tak terlihat
Akankah selalu erat?
Tanpa salah satu menggugat

          Aku ingin menemanimu
          Entah berapapun suhu
          Aku ingin kita bersama
          Meski tak punya cahaya

Jika kau mulai gerah
Kau ingin kita sudah
Ubah lampu menjadi merah
Aku pasrah

Mengingat dulu
Berusaha keras yakinkanmu
Berikan yang kau mau
Datangi semua penjuru

Jika kau sudah tak mau
Tak mau kita satu
Ingin lekas berlalu
Aku melesu

Lalu, mengapa pilih lari?
Kita sudah di sini
Kita punya mimpi
Tinggal wujudkan esok hari

Tak perlu pergi
Untuk mencari lagi
Aku siap tuntutanmu
Tuntutan untuk maju

Tinggalah di sini
Seperti biasanya kita
Saling tertawa
Ceritakan cita-cita

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.