Rabu, 24 Juli 2013

Inikah Cemburu?


Aku hanya disini
Saat kalian bertatap lagi
Tertawa riang
Tanpa pikir badai menantang

Aku hanya disini
Sepi, berdiam diri
Hanya duduk dikursi
Tanpa ada reaksi

Aku hanya disini
Pandang dengan benih-benih iri
Tapi takkan kukatakan
Khawatir tawa kalian tertahan

Aku hanya disini
Saat dia lebih akrab dari aku
Terbahak bersamamu
Aku, Yang tercatat dalam hatimu

Aku hanya disini
Menyaksikan kau tertawa
Tanpa aku turut bersama
Mungkin kau bahagia

Aku hanya disini
Saat dia tanyakan cinta
Tanpa peduli aku sengsara
Tanpa berat kau terima

Aku hanya disini
Ketika dia lebih akrab dari aku
Tawamu lepas karenanya,
Bukan karena aku

Aku hanya disini
Duduk tenang tak bereaksi
Menatap dengan iri
Kalian tak peduli

Aku hanya disini
Dibalik tenang mata menatap
Rasakan dada mulai tersayat
Saksikan pelukan erat

Dan, aku masih disini
Saat dia lebih akrab dari pada aku
Membakar rasamu untukku
Inikah cemburu?

Ditulis oleh: Cicak di DandangTM [Aryudananta A. Shasena]

Jumat, 19 Juli 2013

Yang Dibawa Hujan


Tibalah hujan disini
Alirkan titik kembali
Mereka hanya berputar
Saling bertukar

Saat awan membawa uap
Ribuan sampai di atap
Apa yang mampu diharap
Hanya ingin tarian asap

Tanpa membuka
Sampai di depannya
Teringat suatu masa
Di halaman sebelumnya

Di gubuk tak begitu nestapa
Menunggu hujan reda
Kembali kayuh armada
Tuju hunian lama

Ada merpati seirama
Nanti si deras kesana
Nampak berbulu kuyup
Jelas jantung berdegup

Di pertama bertemu
Di perkataan kesatu
Terasa bersahabat
Telah merekat kuat

Sampai awanpun pergi
Menjauhkanmu dari sini
Hingga sampai waktu kini
Tak tampak jumpa kagi

Aku rindukanmu
Sosok pembelenggu
Tolonglah kembali
Temani hujan ini

Tapi sungguh kubenci
Saat kau bernyanyi
Itu bukan untukku
Untuk dia yang baru

Aku tak tahu sekarang
Kuingat atau kukenang
Kau telah hadirkan cinta
Bisa pula beri luka

Aku remas rambutku
Coba menarik ke bahu
Tapi lepaskan diri
Lewati sela-sela jari

Karena aku tak tahu sekarang
Kau kuingat atau kukenang
Kau telah hadirkan cinta
Bisa pula beri luka

Cicak di Dandang™  [ @aryudananta on twitter ]

Rabu, 17 Juli 2013

Jam Lembur


Sayangku disana
Kita tak bisa jumpa
Aku harus bekerja
Di satu blog ternama

Kau tak usah berkhayal
Malam ini mungkin batal
Mohon kau jangan nakal
Bermain-main di kanal

Janji kita akan bertemu
Lusa atau hari minggu
Kali ini kuselesaikan tugasku
Buat postingan baru

            Aku akan kembali
            Nanti kita bertemu lagi
            Tunggu aku sekejap
            Imajinasikanku di atap

Aku masih tulis puisi
Kau jadi inspirasi
Sebelum deadline tiba
Aku harus mengangkatnya

Pandangi parasmu
Tuliskan cantikmu
Hanya rangkai mereka
Jadilah bernama rima

Aku akan kembali
            Nanti kita bertemu lagi
            Tunggu aku sekejap
            Imajinasikanku di atap

Maaf aku harus lembur
Malam tak jadi berbaur
Tapi takkan mundur
Tetap maju bertempur

Cicak di Dandang™  [ @aryudananta on twitter ]

Sabtu, 13 Juli 2013

Bayangan Kelopak


Coba kembali tuliskan
Wajah indah dalam angan
Rasa tak terlupakan
Selamanya di pikiran

Serukan padamu
Betapa rimbun hatiku
Penuh sesak dengan bunga
Cantik harum wanginya

Inginkah kau lihat?
Otakku nyaris tersumbat
Hanya ada wajahmu
Lalang dan berlalu

Ingin ajak kau berkencan
Datang berputar taman
Lama bergandengan
Tak terlepaskan

Kau sudah cantik
Tak perlukan lipstik
Bibir yang masih lugu
Tumpahkan merah jambu

Blush on tak berguna
Pipimu sudah menyala
Kala aku selesai berkata
Sampaikan cinta

Tak perlu maskara
Kau punya bulu mata
Mereka sudah lentik
Buat aku tertarik

Tak usah bayangi kelopakmu
Matamu sudah memaku
Tajam menatapku
Ubah aku tersipu

Kau sudah cantik
Tak ada identik
Hanya kau satu
Kaulah milikku

Jangan berlalu
Berjanji padaku
Tetap jadi dirimu
Masih jadi milikku

Cicak di Dandang™ [ @aryudananta on twitter ]

Kamis, 11 Juli 2013

Tembikar


Akulah segompal tanah liat
Pasif dan tanpa manfaat
Juga tak mampu berbua jahat
Hanya diam di tempat

Aku sekepal tanah liat
Sepi tak berbakat
Apa mampu kukerjakan
Diam tunggu bantuan

Aku tanah liat
Sampai seseorang mengambilku
Putar dan bentuk aku
Membakarku dalam tungku

Panas di dalam
Empat puluh jam
Ini yang kurasa
Aku mereka siksa

Disini aku merana
Aku tak bahagia
Tinggal dalam goa
Terpanggang selamanya

Kapan lidah ini berhenti
Tak ada panas lagi
Dimana aku yang bebas
Diluar sana lepas

Kini awal tak kuasa
Tak mau lawan bakarnya
Praktis nyalanya tersiram
Sebentar lekas padam

Ada yang beda dariku
Berbalik dari yang dulu
Aku terbahak
Tak lagi terinjak

Aku lebih kuat
Tak lagi dihujat
Kini lebih kekar
Pasca raga terbakar

Bertemulah dengan bunga
Merah cantik merona
Megah punya mahkota
Siramkan berjuta pesona

Aku siap menjagamu
Nikmati hangat diriku
Tembikar penjaga bunga
Indahkan ruang nyata

Cicak di DandangTM  [@aryudananta on twitter]

Minggu, 07 Juli 2013

Pesan Baru


Ada kata untukmu
Nanti aku beri tahu
Tunggulah sekejap lagi
Ini sangat berarti

Tunggu dan tenanglah
Aku temu sedikit masalah
Nampak akan datang terlambat
Pintaku jangan sesambat

Ini apologisku.
Bahkan akupun tak tahu
Kapan akan sampai?
Tolong tunggu dengan santai

Aku pastikan disana
Hanya sedikit tertunda
Kau boleh lakukan apa saja
Tapi jangan tinggalkan meja

Aku lekas datang
Jangan menghilang!
Karena ini penting
Jangan berpaling!

Tetaplah disana
Jangan berlalu kemana
Tak boleh ada penggoda
Duduk! Tenang saja

Jangan pandangi pria itu!
Karena aku tahu
Tolak seluruh penjuru
Hanya tunggu aku

Hanya beberapa langkah menuggu
Sampailah dihadapmu
Bukankah di tempat kita?
Kini aku disana

Dan, kau dimana?
Kau tak ada!
Sudahkah kau berlalu?
Tak sabar menunggu

Telepon kumainkan
Tiba-tiba ada pesan
Pesan dengan namamu
Tolong tunggu aku”
...

Ditulis oleh: Aryudananta Adhi Shasena    [Cicak di DandangTM]

Rabu, 03 Juli 2013

Penulis Kecil


Satu kecil dalam ramai
Sendiri tak beruntai
Coba hadapi badai
Di lintasan lama usai

Dia pergi berlayar
Hendak ke negeri luar
Guna ikuti emulasi
Ajang tulis puisi

Diantara pujangga ternama
Telah selesaikan kaya karya
Yang semuanya masyur
Ternama di seluruh lajur

Di sudut terpinggir
Berkumpul para penyair
Dengan hasil-hasil mutakhir
Terkenal di hulu hilir

Di tengah-tengah penyajak
Pemilik hasil cipta banyak
Dengan sajak-sajak istimewa
Berusaha menangkan piala

Hadir pula penulis hikayat
Yang telah berkarya padat
Yakin penghargaan didapat
Halau lainnya merapat

Apa dia bisa?
Dia hanya penulis muda
Belum ramai berkarya
Hanya tulisan sederhana

Dia percaya
Bakal dia berjaya
Pensiunkan para tetua
Tujukkan nama barunya

Dia siapkan rima-rima
Buat mereka sempurna
Harap dia berhasil
Anggukkan para pengadil

Dia tulis ayat-ayat cantik
Dengan detil sampai titik
Pastikan karyanya apik
Cerahkan setiap mimik

Walau dia hanya penulis kecil
Berani tantang pujangga
Untuk beradu dengan mereka
Dapatkan piala pertama

     “Aku pastikan dapat
     Nilai-nilai dari juri,
     Tepuk tangan para pemberi.
     Ikat erat pada tropi.”
...

Dibuat oleh: A. A. Shasena [Cicak di DandangTM]
Follow: @aryudananta on twitter

Senin, 01 Juli 2013

Hanya Karena Dia


Serapat mata tertutup
Dalam muka tertelungkup
Angin masih bertiup
Sebagian hendak terhirup

Sekosong seluruh otak
Tanpa aturan, teracak
Subuah cerita datang
Sekilas kisahpun membayang

Riwayat yang tak ingin terkenang
Kini hadir dalam awang
Sungguh hendak kubuang
Ke aliran nan panjang

Apa terjadi padaku?
Mengapa dedaunan layu?
Saat ku kehilangan pipit
Dia terbang ke langit

Kala melintas burung cantik
Hati dorong membidik
Tanpa pisau tanpa badik
Hanya perlu suara cilik

Hap! Kau tertangkap
Bawa pulang kudekap
Pergimu jangan harap
Selamanya terperangkap

Tinggalah kau disini
Hunianku terhiasi
Dengan kicau-kicau merdu
Suara yang kuanggap baru

Saat kurasa akrab
Ku lepas dari perangkap
Kubiarkan dipundakku
Jangan tinggalkan guanomu

Saat kita di kebun
Sayapmu kau ayun
Terbang ke langit sana
Menjauh dari raga

Aku harus rela
Kau bukan milikku pula
Mengapa aku harus marah
Hidupku tak berubah

Tapi ini terasa
Di dalam sini berbeda
Tak ada kicauan lagi
Selama kemarin hiasi

Aku tak ingin kecewa
Namun hati yang berkata
Takkan biarkan lagi pergi
Inginkan lain lagi

Ditulis oleh: Aryudananta A. Shasena      [Cicak di DandangTM]
Follow me on twitter: @aryudananta