Kamis, 26 Februari 2015

Riang-riang Menghilang

Mencari bulan
Dalam nada tertahan
Tanpa membantu
Mereka menggerutu

Setelah mati
Datanglah pagi
Hujan berhenti
Melihat untuk pelangi

Semua sepi
Tak ada menemani
Seluruhnya pergi
Menolak kembali

Maafkan aku
Dengan pacuan lidahku
Selesai aku keliru
Takkan ada baru

Semula riang
Kini lebih tenang
Minus tawa menggema
Binar-binar netra

Tersisa endapan sesal
Habis segala bual
Ingin berhenti
Tak kembali ulangi

Maafkan aku
Dengan pacuan lidahku
Selesai sudah aku keliru
Takkan ada yang baru

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Rabu, 25 Februari 2015

Pathway

Sejenak pulang
Tengok yang bisa dikenang
Berharap belum hilang
Masih dalam awang

Sekejap kembali
Ke kota pertama terjadi
Menangis di sini
Injakkan kaki

Sebentar datang
Ke tempat berlatih juang
Cegah nyawa meregang
Tetap bertandang

Di jalan ini,
Tunas rasa terjadi
Dari satu sapa
Buihkan trisna

Mengingat masa
Awal berjumpa
Cakap sekadar saja
Genting tak punya

Menyusur setapak
Tak pernah tebak
Apa yang didapat
Segala yang terlewat

Sampai di jalan ini
Tunas rasa yang terjadi
Bermula satu sapa
Ledakkan trisna
Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.

Senin, 23 Februari 2015

Ada Semua Masa

Aku ingin ada
Setiap kau berkata
Setiap kau berada
Mimpi atau nyata

Aku hanya ingin ada
Setiap kau tertawa
Mengangis bahagia
Juga kecewa

Aku selalu ingin ada
Saat kau meminta
Untuk hidup bersama
Menjadi pemula

            Adakan aku
            Setiap kau mau
            Jika kau biru
            Bawa bersamamu

Aku ingin pasti ada
Hujan atau ketiga
Dingin maupun membara
Kita tetap berdua

Karena aku ingin ada
Ingin kita bersama
Melangkah senada
Menuju bahagia

Maka, adakan aku
Setiap kau mau
Cerah atau biru
Tetap bersamamu

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.


Selasa, 17 Februari 2015

Pukul

Karena waktu menunjukku
Untuk rasakan seperti itu
Padamkan hati lalu
Nyalakan yang baru

Saat kau minta pergi
Mau kita berbagi
Bersanding sampai mati
Tak kutanggapi

Kau serukan mereka
Sedalamnya kau suka
Entah berapa juta
Tunjukkan semua

Membujuk semua
Langsung untuk percaya
Yang implisit terbuka
Aku belum bisa

Dan waktu menunjukku
Untuk rasakan seperti itu
Padamkan hati lalu
Nyalakan yang baru

Detik-detik mulai menarik
Tanpa terlihat mimik
Mendekati tepi
Menuju lubang hati

Menit-menit menjerit
Ungkapkan beribu bait
Yang belum terbesit
Aku terkait

Akhirnya, waktu menunjukku
Untuk rasakan seperti itu
Padamkan hati lalu
Nyalakan yang baru

Aku rasakan
Luapan tak tertahan
Untuk segera berlari
Lakukan lagi

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.



Sabtu, 14 Februari 2015

Ayunan Berhenti

Tak henti mengayun
Bukan melamun
Tidak akan berhenti
Berjalan lagi

Tak mau melirik
Tak akan tertarik
Hanya langkah terus
Bergerak lurus

Menutup telinga
Dari kau bersuara
Acuhkan rasa
Tak penting juga

Sekali menoleh
Seketika meleleh
Bidadari datang
Hampir ku buang

Seperti sang puteri
Buat katak jatuh hati
Hapus kutukan diri
Jadi raja pengganti

Bagaimana ini?
Apa terjadi?
Hati kini terjatuh
Ribuan bunga runtuh

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Jumat, 13 Februari 2015

Candradimuka

Hanya sampai kini
Besok tak ada lagi
Saling pandang dua hati
Genggaman jemari

Langsung mulai kini
Aku pergi
Masuk ke kawah
Membuang lemah

Cukup kau di sini
Tak usah ikuti
Boleh aku sendiri
Tantang jilatan geni

Begitu berhenti
Keluar dari sini
Hanya kau kucari
Peluk sampai mati

Aku undur diri
Minta pisah lagi
Keluar dari hari
Takkan di sisi

Tolong jangan lupa
Mohon ingat saja
Tentang jumpa dasa warsa
Baik hitam putih rupa

Ini bukan lama
Hanya cari beberapa
Sakti dan harta
Tahta bersama

Kerana begitu berhenti,
Keluar dari sini
Kau yang pertama aku cari
Bertemu, dan peluk sampai mati

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.


Kamis, 12 Februari 2015

Dengki

Jika kau yakini
Akan tinggal di sini
Jangan berganti
Selamanya berhenti

Bila telah pasti
Tak nak pindah lagi
Tolong jaga ini
Jangan sampai mati

Jika sudah tapaki
Tolong buat janji
Kau takkan pergi
Sekalipun angkat kaki

Jadikan aku saja
Tak ada yang lainnya
Untuk kisah tangis tawa
Lalu, kini dan lusa

Bila bersamaku
Tak perlu pejantan itu
Atau kau bersamanya,
Lupakan kita?

Jika masih saja,
Kuhapus dia
Dari halaman dunia
Entah kemana

Jadikan aku saja
Tak ada yang lainnya
Untuk kisah tangis tawa
Lalu, kini dan lusa

Jika kau menatapnya
Aku tak bisa.
Bila kau masih saja
Pergi pun tak apa

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.