Rabu, 25 September 2013

Hujan dan Bintang


Dari lelahnya surya
Sejak tiba kalanya senja
Menatap sejuknya langit luas
Rahasia tak terkelupas

Di sepinya petang ini
Sunyi bertebaran di sana sini
Masih sendiri, hanya sendiri
Tanpa satupun temani

Sejenak saat kulit terbelai
Ribuan bayu membadai
Oyakkan daun berjuta-helai
Hilangkan mimpi hendak digapai

Malam sunyi bertamu hujan
Dalam volum tak tertahan
Volum dalam arti suara
Berarti pula isi cairnya
.
Bintangpun tak hadir malam ini
Bintang yang dinanti-nanti
Tertutup badai tak berhenti
Halangi indahnya ratri

Dimana bintang yang indah itu?
Bintang yang hanya ada satu
Yang cantik, identik
Ku hafal kau dari semua titik

Aku merindukanmu
Masa dimana raga bersamamu
Putar cepat jarum waktu
Hingga tiba pagi tertuju

Aku menginginkanmu
Sekarang juga kau disini
Hangatkan dinginnya sepi
Terangi gelapnya wengi
.
Kalau mampu aku memetikmu
Membawamu dalam lelapku
Hanya jika aku mampu memelukmu
Hidup mati bersamamu

Cicak di DandangTM | aashasena.blogpsot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang®

Selasa, 17 September 2013

Merasakanmu


Jika benar semua itu,
Tak perlu kau bantah tanyaku

Saat telapak kalian saling terikat
Menundukkan segala pangkat
Lupakan segala derajat
Kau sudah dijerat

Jika sungguh kau kepadaku
Kau takkan berlalu

Ketika kau pergi dari janji
Janji akan bertemu malam tadi
Meski hanya sekadar bincangan
Mengapa kau abaikan

Jika benar kau mencintaiku
Takkan berupaya kau buatku cemburu

Waktu kau bercumbu mesra
Memeluk pinggangnya,
Saling bertatap muka.
Waktu hidung kalian bertemu,
Nyaris pasangan bibir menyatu.
Entah sadar tidaknya semua itu.

Jika nyata janjimu
Jika wujud cinta itu
Takkan mencoba kau buatku cemburu
      Cinta saling menghormati, saling menghargai
Akan tiap-tiap butir kepercayaan
Sedikitpun itu, telah kita berikan
Teganya hanya kau mainkan

Karena tak benar semua itu,
Tak sungguh kau padaku,
Tak benar kau mencintaiku.

Cicak di DandangTM | aashasena.blogpsot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang®

Rabu, 04 September 2013

Pelita Sembunyi


Tiba kala nyala padam
Mata terasa terus terpejam
Pelangipun nampak hitam
Seluruh dunia mengelam

Malam semakin suram
Bayang-bayang kian mengancam
Selimut tak mampu digenggam
Sang dingin kian menajam

Aku merindukanmu
Pelita yang nyala syahdu
Sedang pergi entah kemana
Lekas kembalilah nyala

Kaulah cahayaku
Bantu mata hadapi marga berliku
Sampai dimana jalan tertuju
Tak terasa bumi kelabu

Hasta masih mencoba
Dinding-dinding dirabanya
Mencari dia yang pusaka
Perangi piciknya dunia

Disinilah rupanya!
Persembunyian sang pelita
Yang sempat tak bekerja
Saat ditatap surya

Kaulah cahayaku
Bantu mata hadapi marga berliku
Sampai dimana jalan tertuju
Tak terasa bumi kelabu

Terimakasih telah datang
Segera malam kan terang
Bersiap cahaya menghujam
Tutupi titik temaram

Cicak di DandangTM | aashasena.blogpsot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang®