Minggu, 29 Maret 2015

Masa Berlari

Saat kau bangun
Melihat kaca tertegun
Rambut teracak
Sudut bibir ada bercak

Saat berpeluh
Paras berdebu penuh
Seluruh raga lusuh
Ingin meneduh

Saat kau menyepi
Tanpa pemerhati
Tertutup saja
Bukan gaun pesta

Cukup begini
Tak perlu tambah wangi
Merah-merah di pipi
Bibir ber-api

Aku suka ini
Waktu-waktu berlari
Kita berkeringat
Sesekali menyekat

Tak ada lapis lagi
Benar dari diri
Aku sudah suka
Begini saja

Cukup begini
Tak perlu tambah wangi
Merah-merah di pipi
Bibir ber-api

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.




Hulu ke Hilir

Saat kau pergi
Tanpa izin diri
Hanya bisa diam
Mampunya memendam

Ketika kau tertawa
Tanpa aku di sana
Hanya melirik saja
Tak mau berkata

Waktu kau bercumbu
Dengan orang baru
Lupakan aku
Yang berpeluh untukmu

Kini kembali
Akui salah diri
Minta ampun lagi
Aku beri

Mengingat dulu masa
Masih bukan bersama
Tanpa merasa
Melangkah bersama

Aku dalam sungai
Hanyut seperti bangkai
Sampai di muara
Bertemu dengan kita

Dari aliran panjang
Batu-batu terbentang
Telah lama mengalir
Rasa ini hadir

Kini aku terlalu
Semua waktu padamu
Entah kau untukku
Atau dia yang baru

Kini kembali
Akui salah diri
Minta ampun lagi
Aku beri
Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.

Minggu, 15 Maret 2015

Sudah Terlalu Tinggi

Melirik ke bawah
Terbang jauh sudah
Terjatuh mati entah
Masih akan bertambah

Masih di tengah awan
Berubah atau bertahan
Nikmati angin menyentuh
Belai menyeluruh

Semakin resapi
Ingin tetap di sini
Atau naik lagi
Bangga tertinggi

Aku harus turun
Kembali dalam lamun
Se-sepi dulu
Tak kenal langit biru

Tempatmu di sini
Jangan kau ikuti
Aku layak pergi
Tak perlu temani

Pergilah tinggi
Jangan di sini
Genggam yang benar untukmu
Bukan sekadar aku

Aku harus turun
Kembali dalam lamun
Se-sepi dulu
Tak kenal langit biru

Mungkin akan rindu
Dengan langkah beradu
Tapi aku harus turun
Kembali dalam lamun

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.



Rabu, 11 Maret 2015

Permisi

Jika kau di sini
Tolong cermati
Gali setiap isi
Huruf-huruf padati

Jika kau di sini
Mohon pahami
Ada curahan lagi
Secarik yang berarti

Jika kau di sini
Baca bait ikuti
Karena aku suka
Jika kau tahu aku merasa

Dari setiap masa
Suara pembawa makna
Bentangkan ujung-ujung bibir
Buat hati mencair

Hati berangsuran
Tumbuh bibit perasaan
Buihkan berjuta cemburu
Ledakkan milyaran rindu

Walau bukan tinggi
Sedikit ada memori
Dalam gelap pagi
Jumpa tanpa mentari

Dari setiap masa
Suara pembawa makna
Bentangkan ujung-ujung bibir
Buat hati mencair

Maafmu kuminta
Aku pasti curiga
Kau kembali padanya
Lupakan kita

Minta sekali lagi
Marah kau pergi
Di jalan tanpa polusi
Menggambar hewan tanpa kaki

Dari setiap masa
Suara pembawa makna
Bentangkan ujung-ujung bibir
Buat hati mencair

Aku minta lagi
Izin untuk pergi
Lupakan dulu siapa
Kembali lagi lusa

Dului pantaskan diri
Untuk membawamu pergi
Nanti di tawa
Janji dengan pe-tua

Aku tetap nanti pula
Suara pembawa makna
Bentangkan ujung-ujung bibir
Buat hati mencair

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.


Selasa, 10 Maret 2015

Bunyi-bunyi Punah

Kini kembali sepi
Tanpa tawa lagi
Tentang peluh pagi hari
Ungkap rasa terjadi

Kini sudah sepi
Kau benar pergi
Menghilangkan segala bunyi
Pemecah para sunyi

Sekarang sepi
Bayangkan hari dini
Jumpa pertama kali
Setelah rehat terkunci

Maaf aku begini
Genggam terlalu tinggi
Mencegahmu pergi
Paksa pasang janji

Saat jarak beberapa langkah
Dada sudah resah
Merasa akan kalah
Takut terpisah

Aku cemburu
Kau jalan tanpa aku
Sengaja tak memanggilmu
Sampai cemas berlalu

Maaf aku begini
Genggam terlalu tinggi
Mencegahmu pergi
Paksa pasang janji

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.

Minggu, 08 Maret 2015

Mencari Mimpi Lagi

Aku berhenti
Tak hendak lanjutkan hari
Hanya ingin sendiri
Peluk semua sunyi

Aku pergi
Tak mau di sini lagi
Cari atap pengganti
Berikan benderang mimpi

Aku sudahi
Angan tadi pagi
Hanya nak kembali
Bukan tempat ini

Aku ingin seperti bayi
Tak punya gigi
Belum rasa peduli
Tanpa risau materi

Aku tak mampu
Tabrak awan-awan kelabu
Yang getarkan duduk tenang
Sabuk harus terpasang

Aku tak layak
Pecah kuatnya ombak
Seimbang di sapu gelombang
Hati mengeras tegang

Dan aku ingin menjadi bayi
Tak punya gigi
Belum rasakan peduli
Tanpa risau duniawi

Cicak di DandangTM | aashasena.blogspot.com | @aryudananta on twitter
Hak cipta dilindungi undang-undang.