Serapat mata tertutup
Dalam muka tertelungkup
Angin masih bertiup
Sebagian hendak terhirup
Sekosong seluruh otak
Tanpa aturan, teracak
Subuah cerita datang
Sekilas kisahpun membayang
Riwayat yang tak ingin terkenang
Kini hadir dalam awang
Sungguh hendak kubuang
Ke aliran nan panjang
Apa terjadi padaku?
Mengapa dedaunan layu?
Saat ku kehilangan pipit
Dia terbang ke langit
Kala melintas burung cantik
Hati dorong membidik
Tanpa pisau tanpa badik
Hanya perlu suara cilik
Hap! Kau tertangkap
Bawa pulang kudekap
Pergimu jangan harap
Selamanya terperangkap
Tinggalah kau disini
Hunianku terhiasi
Dengan kicau-kicau merdu
Suara yang kuanggap baru
Saat kurasa akrab
Ku lepas dari perangkap
Kubiarkan dipundakku
Jangan tinggalkan guanomu
Saat kita di kebun
Sayapmu kau ayun
Terbang ke langit sana
Menjauh dari raga
Aku harus rela
Kau bukan milikku pula
Mengapa aku harus marah
Hidupku tak berubah
Tapi ini terasa
Di dalam sini berbeda
Tak ada kicauan lagi
Selama kemarin hiasi
Aku tak ingin kecewa
Namun hati yang berkata
Takkan biarkan lagi pergi
Inginkan lain lagi
Ditulis oleh: Aryudananta A. Shasena [Cicak
di DandangTM]
Follow me on twitter: @aryudananta
bagusss ..
BalasHapusmakasih, update terus ya!
BalasHapus