Senin, 01 Juli 2013

Hanya Karena Dia


Serapat mata tertutup
Dalam muka tertelungkup
Angin masih bertiup
Sebagian hendak terhirup

Sekosong seluruh otak
Tanpa aturan, teracak
Subuah cerita datang
Sekilas kisahpun membayang

Riwayat yang tak ingin terkenang
Kini hadir dalam awang
Sungguh hendak kubuang
Ke aliran nan panjang

Apa terjadi padaku?
Mengapa dedaunan layu?
Saat ku kehilangan pipit
Dia terbang ke langit

Kala melintas burung cantik
Hati dorong membidik
Tanpa pisau tanpa badik
Hanya perlu suara cilik

Hap! Kau tertangkap
Bawa pulang kudekap
Pergimu jangan harap
Selamanya terperangkap

Tinggalah kau disini
Hunianku terhiasi
Dengan kicau-kicau merdu
Suara yang kuanggap baru

Saat kurasa akrab
Ku lepas dari perangkap
Kubiarkan dipundakku
Jangan tinggalkan guanomu

Saat kita di kebun
Sayapmu kau ayun
Terbang ke langit sana
Menjauh dari raga

Aku harus rela
Kau bukan milikku pula
Mengapa aku harus marah
Hidupku tak berubah

Tapi ini terasa
Di dalam sini berbeda
Tak ada kicauan lagi
Selama kemarin hiasi

Aku tak ingin kecewa
Namun hati yang berkata
Takkan biarkan lagi pergi
Inginkan lain lagi

Ditulis oleh: Aryudananta A. Shasena      [Cicak di DandangTM]
Follow me on twitter: @aryudananta

2 komentar: