Tiba masa dunia sunyi
Tanpa nada aluni
Saat dunia menjadi malam
Mentari bergilir bulan
Musik sudah tak layak
Pada jarum mengatas tegak
Sekeliling tak bolehkan
Ganggu mereka bebaringan
Angka-angka tiba menuding
Kala melodi tengah berpaling
Sekarang masuklah puisi
Karya sastra berarti multi
Mulai rebahkan raga
Lelah tanpa kuasa
Biarkan rima bicara
Terangkan arti cinta
Cinta dalam ruangan sempit
Tak ada hal sedikit
Hanya menyimpul kita
Erat takkan terbuka
Dalam gelap meminta
Kuasamu beri semua
Aku ingin dia, Tuhan
Dekatkan, erat rekatkan
Akan kubawa malam ini
Kental dalam mimpi
Berjalan, berdampingan
Bersisi bunga di taman
Menuju tunggalnya meja
Diapit sepasang kursi pesta
Terpandu trisula berlilin
Temani embun mendingin
Duduk disana
Nanti sajian terbuka
Tatap matamu bergantian
Sepi tanpa bisikan
Aku mulai berkata,
Sangat aku bahagia
Bahagia mendapatkanmu
Dari kejamnya tangan lalu
Sepuluh jari tanganmu
Terpeluk pasang hastaku
Tak ada kata yang lebih pantas
Untuk waktu ini terlintas
Hanya cinta yang mampu terkecap
Tanpa lain mampu berucap
Nyalalah sebuah senyum
Betul hati terkagum
Benarkah ini nyata?
Kau ucapkan sama kata
Kejadian yang terbayang di otak
Kini nyata di depan kelopak
Namun sekejap aku terbangun
Dari mimpi setahun
Sejenak diri tertegun
Lebar bibirpun terjun
Ulangi sajak lalu,
Kulugaskan tanpa lagu
Hal ini pasti kujadikan
Setelah detik berikan
Semula hanya terbayang di otak
Janjikan nyata di depan kelopak
Cicak di DandangTM
@aryudananta on twitter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar