Aku kembali menulis
Hiasi kertas-kertas bergaris
Sebagai pentas pena menari
Tanpa penonton, tak ada juri
Aku kembali untuk menulis
Tumpahkan ribuan titik kecewa
Ditengah taburan sinar surya
Yang dipantul penuh purnama
Aku ke kebun tadi siang
Menengok sisa-sisa hujan
Siapa tahu nampak pelangi
Indah, cerah, warna-warni
Tak beruntung, awan kembali mendung
Buta biasan putih melengkung
Putuskan sejenak disini
Rasakan sejuknya hari
Mata menyapu setiap ujung
Terlihat dedaunan tak terhitung
Hijau menguasai seluruh kebun
Menari terbabrak bayu berhimpun
Nyala diantara daun hijau cerah
Seekor kupu-kupu berwarna merah
Dengan sepasang sayap cantik
Diam tanpa sedikitpun pekik
Sempat berpikir ‘tuk abai
Namun seolah kau melambai
Mengundang untuk ditangkap
Aku pun bersiap
Kau tak melawan
Nampak pasrah untuk digenggam
Aku masih terus mendekat
Yakin kau ku dapat
Tersisa satu langkah terakhir
Tunggu aku hadir
Tanpa sesuatu bantuan
Sendiri, dengan tangan
Semakin dekat tanganku
Tak sabar sentuh sayapmu
Tiba-tiba kau bertolak
Menjauh perlebar jarak
Sempat terbang tak tentu
Kau hinggap pada sesuatu
Hinggap di punggung petani
Yang tak layak kau ikuti
Dia hanya petani jagung
Tak pantas untuk kau sanjung
Apa yang bisa dia beri untukmu?
Hanya sisa panen pekan lalu
Kupu! Dengarlah aku!
Diapun tak ingin kehadiranmu
Kau tak akan bisa membantu
Sirami benih-benih baru
Mendekatlah padaku!
Aku yang menginginkanmu
Aku yang mencintaimu
Itu, jika kau belum tahu
follow: @aryudananta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar