Rabu, 06 Maret 2013

waktu kau suara


Aku gagal dua kali
Dihukum empat kali
Harapnya bisa terbagi
Jauh dari mimpi

Aku selesai di kunci
Tak sama berlalunya hari
Kakiku menapak cepat
Dorong mereka merapat

Mengapa sekarang tak mampu
Coba ulangi hasil lalu
Hasil dekat empat angka
Paksa raksasa garuk kepala

Saat ditarik mendadak
Tengah hati hendak beranjak
Belum duduk di tempat nyaman
Tak dapat erat genggaman

Aku jatuh di jalan awal
Bukan kerana lemparan rudal
Lemah di lututku
Menyapa untuk batu

Di pertiakan ke dua
Belum penuh siapkan raga
Wasit selesai tarik pelatuk
Hadapkan wajah semula tunduk

Mereka berlari memabuk
Tanpa bunyi dalam sabuk                                                    
Belum penuh benar berlalu
Tinggalkan banyak debu

Tertepi, kembali bertepi
Teracun asap mereka berlari
Pemegang senapan tak percaya
Ada pencurang di lintas kita

Aku di sini
Menunduk sepi
Tanpa rekan sekali
Lalatpun pergi
Aku gagal dua kali
.
Esok harus kembali
Pertemuan korek untuk api
Turun di jalan peraduan
Cari garis akhiran

Aku cinta malam ini
Tahan angka tak ingin tidur
Masih terbuka tak mendengkur
Tahan mata buka catur

Tapi pukul hidup berputar
Terpaksa jalan walau sukar
Mengapa tetap datang fajar
Walau coba netra menghindar

Menyandari bangku tunggu
Nanti jadwal dalam waktu
Adu tak yakin berhasil madu
Ulang dingin pekan lalu

Warga neraka bisiki hati
“Kau tak bisa cepat berlari !”
“Jatuhkan semua mereka !”
“Atau gagalmu kembali tiba !”

Membuka otak tuk curang
Buat mereka tumbang
Aku akan menang
Pemutus tali terdepan

Tak lama seseorang datang
Anak tetangga nomor delapan
Dia bukan datang dari surga
Karena dia manusia

Dia tinggal kata untukku
Betapa miskin dirimu”
“Sengaja ambil haram”
“Hanya untuk satu menang”

“Kau bukan seperti mereka”
“Kau pernah juara”
“Tanpa alat benda tertentu”
“Hanya gunakan dirimu”

Dia katakan aku bisa
Tenang hati baja
Kuasai penuh arena
Kenali detil titiknya

Minta tetap  gunakan diriku
Bukan apapun selain itu
Jalan-jalan terobosan
Kapsul-kapsul kuatkan tahan
.
Peraduan bermula
Terdengar ledakan senjata
Berlari tergesa
Upayakan rendah bersama

Tanpa paksa tumbang
Berusaha tetap menang
Silangkan kaki lebih cepat
Jadikan depan mendarat

Ayunkan kaki tangan
Naikkan nafsu berduluan
Hanya kalahkan mereka
Tanpa ada buat cedera

Hanya mantapkan kaki
Jalan tikungpun ikuti
Diujung aku tiba
Sebelum mereka bernada

Dan aku menang!
Tanpa mistis tak ada curang
Berkat lisan-lisanmu
Sulut semangat dalam haru

Suguhkan rima ini padamu
Terimakasih kuatkan layu
Lisan lanjut ku tunggu

Terimalah kasihku, mana kelingkingmu?

Follow: @aryudananta on twitter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar