Aku gagal dua kali
Dihukum empat kali
Harapnya bisa terbagi
Jauh dari mimpi
Aku selesai di kunci
Tak sama berlalunya hari
Kakiku menapak cepat
Dorong mereka merapat
Mengapa sekarang tak mampu
Coba ulangi hasil lalu
Hasil dekat empat angka
Paksa raksasa garuk kepala
Saat ditarik mendadak
Tengah hati hendak beranjak
Belum duduk di tempat nyaman
Tak dapat erat genggaman
Aku jatuh di jalan awal
Bukan kerana lemparan rudal
Lemah di lututku
Menyapa untuk batu
Di pertiakan ke dua
Belum penuh siapkan raga
Wasit selesai tarik pelatuk
Hadapkan wajah semula tunduk
Mereka berlari memabuk
Tanpa bunyi
dalam sabuk
Belum penuh benar berlalu
Tinggalkan banyak debu
Tertepi, kembali bertepi
Teracun asap mereka berlari
Pemegang senapan tak percaya
Ada pencurang di lintas kita
Aku di sini
Menunduk sepi
Tanpa rekan sekali
Lalatpun pergi
Aku gagal dua kali
.
Esok harus kembali
Pertemuan korek untuk api
Turun di jalan peraduan
Cari garis akhiran
Aku cinta malam ini
Tahan angka tak ingin tidur
Masih terbuka tak mendengkur
Tahan mata buka catur
Tapi pukul hidup berputar
Terpaksa jalan walau sukar
Mengapa tetap datang fajar
Walau coba netra menghindar
Menyandari bangku tunggu
Nanti jadwal dalam waktu
Adu tak yakin berhasil madu
Ulang dingin pekan lalu
Warga neraka bisiki hati
“Kau tak bisa
cepat berlari !”
“Jatuhkan semua
mereka !”
“Atau gagalmu
kembali tiba !”
Membuka otak tuk curang
Buat mereka tumbang
Aku akan menang
Pemutus tali terdepan
Tak lama seseorang datang
Anak tetangga nomor delapan
Dia bukan datang dari surga
Karena dia manusia
Dia tinggal kata untukku
“Betapa miskin
dirimu”
“Sengaja ambil
haram”
“Hanya untuk
satu menang”
“Kau bukan
seperti mereka”
“Kau pernah
juara”
“Tanpa alat
benda tertentu”
“Hanya gunakan
dirimu”
Dia katakan aku bisa
Tenang hati baja
Kuasai penuh arena
Kenali detil titiknya
Minta tetap
gunakan diriku
Bukan apapun selain itu
Jalan-jalan terobosan
Kapsul-kapsul kuatkan tahan
.
Peraduan bermula
Terdengar ledakan senjata
Berlari tergesa
Upayakan rendah bersama
Tanpa paksa tumbang
Berusaha tetap menang
Silangkan kaki lebih cepat
Jadikan depan mendarat
Ayunkan kaki tangan
Naikkan nafsu berduluan
Hanya kalahkan mereka
Tanpa ada buat cedera
Hanya mantapkan kaki
Jalan tikungpun ikuti
Diujung aku tiba
Sebelum mereka bernada
Dan aku menang!
Tanpa mistis tak ada curang
Berkat lisan-lisanmu
Sulut semangat dalam haru
Suguhkan rima ini padamu
Terimakasih kuatkan layu
Lisan lanjut ku tunggu
Terimalah kasihku, mana kelingkingmu?
Follow: @aryudananta on twitter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar