Dalam rumah sepi
Sepi tanpa inspirasi
Riuh tercemar para budak
Manis wajahnya tak nampak
Mencari bangku taman kosong
Pandangi setiap pasang datang
Kanan kiri bergadengan
Tunjukkan pada semua orang
Semua duduk terisi
Empat kaki menguasai
Kursi berporsi empat pantat
Itupun saling rapat
Lutut lelah memutar
Badan terududuk tanpa sadar
Pada kokoh pohon bersandar
Sinar surya tak memapar
Lekas hasta meraba saku
Maksud hati pungut pena
Ternyata lupa tak terbawa
Tertinggal di punggung meja
Bosan, netra bekerja
Mencari objek untuk mata
Agar tak nampak gila
Buat pejalan tertawa
Saat lubang hidung menghadap depan
Mata hendak menatap awan
Terhalang dedaunan rindang
Payung subur tak berlubang
Satu titik merah jambu
Terlihat diantara daun beribu
Tegak sepasang kaki bertumpu
Mencengkram ranting lugu
Burung yang cantik
Bersiul-siul merdu
Nyanyikan sebuah lagu
Temukan hati baru
.
Kala senja berangsur tiba
Cerah mentari berganti jingga
Kau mulai samar terlihat
Hampir tak tercatat
Sementara aku ingin berlalu
Pergi, namun bersamamu
Kuberi kau tempat nyaman
Tertutup dalam kandang
Rasa hati ingin membidik
Kan kubawa saat mudik
Takut menyakitimu
Timbulkan luka baru
Pohon ini terlampau tinggi
Tak mampu kiranya kujelajahi
Datangi ranting tertinggi
Untuk menggenggamu sebelum pergi
Yang aku takut benar terjadi
Kau terbang menjauh pergi
Belum sempat aku bersamamu
Hanya pandangi cantikmu
Dada rasa sesal
Bergetar tangan yang mengepal
Pukul batang tanda kesal
Kau terbang tak terkawal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar